Rabu, 27 Juli 2011

NABI Shallalaahu alaihi wassallam MERUBAH NAMA-NAMA BURUK



٢٠٧ -كَانَ يُغَيِّرُ اْلاِسْمَ الْقَبِيْحَ إِلٰى اْلاِسْمِ الْحَسَنِ  
   
“Nabi Shallalaahu alaihi wassallam merubah nama yang buruk menjadi nama yang baik.”

Hadits ini ditakhrij oleh At-Tirmidzi (2/137), dan Ibnu Adi (245/2). dari Abubakar bin Nafi’ Al-Bashri yang memberitahukan: "Umar bin Ali Al-Maqdami dari Hisyam bin Urwa dari ayahnya. Murrah memberitahukan: "Hadits ini diriwayatkan dari Aisyah." Kemudian ia memauqufkannya (mengakui sebagai hadits mauquf) bahwa Rasulullah Shallalaahu alaihi wassallam bersabda: (ia menyebutkan sabda Nabi selengkapnya). At-Tirmidzi tidak memberi komentar tentang nilai hadits tersebut, sedang Ibnu 'Adi sendiri mengatakan:

"Para ulama mempertentangkan keadaan Hisyam bin Urwa. Ada yang me-mauquf-kannya (menilai haditsnya mauquf), ada yang mengirsalkannya (menilai haditsnya mursal) pula dan berkata: "Aisyah Radhiallahu anha" serta ada yang berkata: "Dari Abu Hurairah." Hadits Umar bin Ali ini bernilai hasan. Saya berharap hadits ini "la ba 'sa bihi" (tidak mengapa).

Saya berpendapat: Hisyam bin Urwa bisa tsiqah, tetapi ia mentadliskan (menyembunyikan kecacatan hadits) dengan cara yang sangat buruk, sehingga haditsnya tidak diperhitungkan, sebagaimana dijelaskan di dalam biografinya oleh Ibnu Hajar di dalam At-Tahdzib. Namun ia tidak mutafarrid, seperti yang akan saya jelaskan. Sedangkan perawi-perawi lainnya adalah tsiqah dan dipakai oleh Bukhari-Muslim. kecuali Abubakar bin Nafi’ yang nama aslinya adalah Muhammad bin Ahmad. Perawi ini hanya dipakai oleh Imam Muslim.

Hadits ini didukung oleh riwayat Syarik bin Abdullah Al-Qadhi juga, dengan redaksi:

٢٠٨ - كَانَ إِذَا سَمِعَ اسْمًا قَبِيْحًا غَيَّرَهُ فَمَرَّ عَلٰى قَرْيَةٍ يُقَالُ لَهَا عَفْرَةً فَسَمَّاهَا خَضْرَةً   
“Adalah Rasulullah, jika beliau mendengar nama buruk, beliau merubahnya. Ketika beliau melewati sebuah kampung bernama ‘Afrah, beliau merubahnya dengan nama “Khadhrah”.”

Hadits ini ditakhrij oleh Ath-Thabrani di dalam Al-Mu'jam Ash-Shaghir (hal. 70) melalui jalur Ishaq bin Yusuf Al-Azraq, dari Syarik. Kemudian Ath-Thabrani mengatakan: "Yang meriwayatkannya dari Syarik hanyalah ishaq."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar